Rabu, 17 April 2013

Jalan Hidup

Kalau dibilang saya ini sedih, saya gak akan pernah larut dalam sedih, itu janji saya.

Mungkin kalian semua beruntung, hidup dengan orang tua serba kecukupan dan segala kebutuhan yang kalian mau tinggal minta ke orang tua. Biaya Kuliah, Uang jajan dan sebagainya.

Saya tak begitu seperti kalian. Orang tua saya tidak berkerja. Mungkin dulu Bapak saya masih bisa bekerja membantu bisnis Rattan temannya. Namun sekarang, Rattan milik temannya telah bangkrut. Bapak sekarang menganggur. iah mengganggur di rumah. Begitu pula Ibu, Ibu hanya seorang ibu rumah tangga biasa.

Terus kalian bertanya?? dari mana saya mendapatkan uang, dari mana kami bisa menghidupi semuanya, biaya makan. Biaya 3 adik saya yang di pesantren???

Tapi kalian tahu? kami percaya Allah, Allah yang menghidupkan kami dan pasti akan memberikan kami penghidupan.

Tabungan bapak, iyah kami masih punya tabungan bapak dulu. Tapi kini tabungan bapak sudah dipakai buat bapak yang pengen sekali bisa umroh, bertamu menginjak tanah suciMU. Tabungan Bapak habiskan buat biaya umroh bulan Maret lalu. Terus bagaimana dengan kami??? sekarang kami sudah tidak punya apa-apa lagi selain rumah.
Sekali lagi, kami tekankan, kami yakin sama Allah.



Apakah dengan yakin cukup?? cukup buat kalian hidup????, kami bilang cukup. Kami cuma yakin sama Sang pemberi Hidup yang pastinya akan memberikan penghidupan lewat berbagai macam cara.

Saya tentunya mempunyai tabungan, tabungan yang saya sudah tabung dari bisnis wallsticker saya, hasil ngajar saya, hasil mrivate saya. iyah, ini tabungan buat biaya Tingkat Akhir saya. Biaya saya sampai wisuda tahun ini.

Heyyy... kalian makan uang darimana??? AlhamduliLLah bisnis saya masih berjalan, cukup buat bantu makan keluarga saya, biaya kebutuhan lainnya dan biaya pesantren adik saya.

Keputusan memajukan bisnis, mengharuskan saya menggunakan tabungan saya untuk membeli barang borongan tidak tanggung-tanggung, semua tabunga saya habis ludes saya belanjakan 8juta. Kalau kalian tanya, adakah rasa khawatir saya?? tidak takutkah saya???
Sudah pasti saya Takut, Saya Khawatir. aaaaaaaaakkkkkkk sekali lagi saya kembalikan sama ALLah, Ar razaq. Saya niatin ini bisnis untuk keluarga saya. Untuk bukti Ngabdi saya ke bapak sama Ibu. Saya mau Ngabdi sama mereka sampai sebelum saya mengabdi ke suami saya. Itu niat saya. Bapak dan Ibu saya membantu saya, mendo'akan saya selalu, mensupport saya.

Bagaimana dengan kuliah saya??? biaya sudah saya pakai untuk bisnis bukan??.. Saya masih punya motor, bapak saya masih punya motor, konsekuensi pait saya sudah perhitungkan. bapak saya mendukung. OK tekan "enter", Transfer. DONE. BismiLLahirrahmanirrahiim.

Kalau dibilang segitu sulitnya, segitu gentingnya, tapi kalian pasti menyebut saya gila. Karena saya masih punya mimpi, Mimpi yang Gila dengan kondisi saya seperti ini.

Mimpi saya. Saya mau pergi Umroh bareng sama Ibu.
Setiap saya berangkat kuliah, saya Salim sama Ibu. Saya bilang ke Ibu "Bu, nanti kita umroh bareng".
Ibu tersenyum. aaaaaaaakkk kalau kalian tahu bagaimana itu ibu tersenyum, tersenyum merasakan itu suatu hal mustahil, namun senyum penuh harap bisa terwujud.



Tahun ini saya Lulus, butuh selangkah lagi, setelah itu saya mau mencoba merasakan kerja jadi babu, babu karyawan pencetak uang buat bosnya. bisnis saya bisa berjalan tanpa saya pantau setiap waktu, saya masih bisa mengajar, dan bekerja.

Tahun depan adik saya yang pertama lulus. Dia berkeinginan pula untuk membantu ibu dan bapak, membantu adik-adiknya, namanya Saefurridho. Dia adik saya yang manja namun bertanggung jawab tinggi. Dia mau mengajar di sebuah pesantren milik teman bapak di Sumatra. Mungkin dia tahun depan akan kesana. atau mungkin dia bisa membantu saya mengelola bisnis saya. :)

Jangan kalian kira bapak saya setua itu gak punya mimpi yang tinggi. Bapak saya, Bapak saya punya keinginan besar, menginginkan adik saya yang kedua Muhammad Multazam meneruskan pendidikan ke Yaman. Entah dengan cara apa Allah bisa mewujudkan mimpi bapak. Entah dari mana jalannya???

 Kalau kalian bertanya apakah saya gak suka kemewahan??
Saya diajarkan oleh keluarga untuk sederhana. Saya sudah sangat bersyukur menjadi seorang yang sederhana. Sederhana yang tetap menomor satukan Allah dalam hidupnya.

RodhitubiLLahiRobba. Wabilislamidiina. WabiiMuhammadan Nabiyawwa Rosula. Robbii Zidnii 'ilman, Warzuqni Fahman. Aamiin Yaa Robbal 'Alamiin.

0 komentar:

Posting Komentar

Your comment