Sabtu, 19 Oktober 2013

Rasa sewajarnya saja..

Rasa sewajarnya saja..
Tak akan ada rasa kecewa terlalu lama.
 
                Tidakkah kamu jatuh hati padaku?”

                Saya Jatuh hati, Bahkan dari sebulan ketika kita pertama kali bertemu.

                “Tidakkah kamu peduli padaku jikalau kamu jatuh hati padaku?”

                Saya sangat teramat peduli padamu, sangat teramat peduli dari yang kamu tahu.

                Mungkin beberapa pertanyaan kenapa?? Kenapa?? Dan kenapa???  Terus akan kamu lontarkan padaku dalam setiap pertemuan dalam do’a. Saya tahu itu?? Tapi semoga kamu mengerti dan paham bagaimana menyikapi cara jatuh hati padaku dengan benar.

                Tetap Jadikan setiap harap agar tak berlebihan, agar setiap rasa selalu dalam kadarnya, agar tiap cinta tetap terbingkai dalam niatnya. Saya tahu persis kamu sangat mengerti.

Yakin saja Allah telah merencanakan terbaik untuk 'kita'.


Minggu, 06 Oktober 2013

// Menjaga rasa sang lemah iman//


                Sebuah keinginan, yang jelas terlarang dalam hukum agama. Ujian dengan begitu banyak godaan tersirat di depan mata. Melihat para mereka dengan indah beradu kasih. Menahan sebuah rasa yang wajar namun tak perlu untuk diperlihatkan. Kata mereka, kapan bisa mendapatkan sesuatu kalau kita tidak berusaha?, tetapi berbeda akan rasa. Rasa mungkin wajar untuk dirasakan setiap orang. Namun rasa itu bagiku tak boleh untuk diperlihatkan.
                Lantunkan segala rasa dalam do’a, itu yang sekarang terus kulakukan. Tak tahu bisa mendapatkan sesuatu yang ku inginkan. Walau terkadang sempat sangat tersirat keinginan untuk mencoba, tapi tahu lagi tiba-tiba prinsip menjagaku. Menahanku agar tetap bersabar, mungkin tak tahu bagaimana rasanya sakit bergejolak dalam hati sendiri, dalam jiwa ini. Jiwa yang kutetapi. Itulah rasa dari seorang yang berprinsip, tapi lemah iman.
                Pikiran melayang setiap malam, membayangkan suatu hal yang membuat lemah iman. Iman yang belum sekuat mereka yang bisa kuat. Iman yang belum seteguh mereka yang teguh.
                Lagi-lagi dijaga oleh pikiran prinsip, pikiran hukum, pikiran takdir dan aturan. Bersyukur akan semua penjagaan dalam jiwa. Keyakinan dalam prinsip. Semoga tetap terjaga dan tetap bisa kuat melawan sebuah rasa.